Breaking news, Pergantian Rektor Baru UNISKA

INDEPENDENT. (31/01)  Gedung aula Universitas Islam Kadiri Kediri berlangsung  serah terima jabatan rektor baru periode 2019/2025 yang dimulai pukul 09.30 wib. Dihadiri oleh Ketua Umum Yayasan Bina Cendekia Muslim Pancasila  KH. Anwar Iskandar berserta jajarannya.  Pemerintah kota dan kabupaten Kediri. Serta seluruh civitas akademi UNISKA (Universitas Islam Kadiri). Acara dimulai dengan pelantikan rekto terpilih hasil musyawarah Senat  yaitu Prof.DR.Ali Muschan Moesa,M.Si yang pernah menjabat sebagai Ketua PWNU wilayah Jawa Timur. Menggantikan Prof.DR.Supariadi,S.Pd.MM yang menjabat rektor periode 2014/2019.

Dilansir dari Kompas.com dengan judul "Profil Singkat Soenarjo-Ali Maschan Moesa " 2008,  Ali Muschan Moesa yang merupakan kelahiran Tulungagung, 1 Januari 1956 yang Latar belakang tahun 1995 menjadi Asisten Ahli Mata Kuliah Filsafat Sosiolinguistik, Fakultas Adab, IAIN Sunan Ampel Surabaya. Tahun 2001 menjabat lektor Kepala Mata Kuliah Filsafat Sosiolinguistik, Fakultas Adab, IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pada tahun 2006 Dosen Sosiologi Agama dan Sejarah Perkembangan Pemikiran Islam pada Program Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pada tahun 1999-2007 menjabat Ketua PWNU Jatim  dan  menjabat kembali 2007-2014 Ketua PWNU Jatim namun dinonaktifkan oleh Dewan Syuriah PWNU Jatim pada 23 Maret 2008 karena maju sebagai cagub Jatim lewat Golkar.


Dalam sambutannya Ia menyampaikan tiga pokok antara lain memaparkan problem-problem pokok yang dihadapi di dunia pendidikan. Dalam mendidik terdapat tiga aspek yaitu mencerdaskan otak, mencerdasaka hati dan mencerdaskan skill. Yang selama ini dalam proses pendidikan hanya mecerdaskan otak sedangakan dalam pembentukan kecerdasan karekter dan spiritual belum begitu diperhatikan “yang namanya mendidik itu ada 3 aspek yaitu mencerdaskan otak (IQ), mencerdaskan hati, spikomotorik atau skill” ungkapnya. “ memang dalam problem pendidikan kita banyak mengajar daripada memdidik” tambahnya.

Selian itu Ia juga menyinggung tentang nasionalisme dan fenomena negara kilafah yang dianggap sebagai kurangnya pemahaman tentang nasionalisme dan  pemahaman islam dalam hal ini adalah Al-Quan dan Hadis. Dan berharap UNISKA dalam kontek kebangsaan menjadi pelopor yang  ma’rifah. Dengan menerapkan konsep nasionalisme dalam kurikulum.
Sebagai penutup mengajak untuk menyikapi presepsi perubahan kususnya untuk civitas akademisi untuk bisa menyelesaiakan tugas-tugas. ” Orang baru itu kesulitannya persepsi,persepsi orang itu berbeda-beda” ungkapnya. “setiap ceramah guru besar sosiologi orang lebih suka mengurusi persepsi itu padahal yang paling penting adalah cara menyikapinya” tambangnya.” Presepsi ini lah yang mari kita bangun bersama- sama untuk menyelesaikan kepemimpinan” tutupnya. (Ps/Ew)


Posting Komentar

0 Komentar